Laa'tahzan

welcome

Assalamualaiqum Wr.Wb Hay:) ,nikmatilah kunjungan anda di Blog Laa'tahzan ini, berikan komentar anda jika ada hal yang ingin di tanyakan. Ambilah manfaat yang banyak dari blog ini, dan jangan lupa untuk share yaa SEMOGA MEMBANTU :)

Friday, January 16, 2015

Menjaga Pandangan


(KH. Abdullah Gymnastiar)

Satu hal yang hendaknya dicamkan benar-benar oleh setiap hamba Allah adalah
bahwa Allah Azza wa Jalla itu ghafururrahiim. Dia adalah satu-satunya Zat
yang mempunyai samudera ampunan dan kasih sayang yang Mahaluas. Tak ada dosa
sebesar apapun yang tidak tenggelam dalam samudera ampunan dan rahmat kasih
sayang-Nya, sejauh tidak menyekutukan-Nya.


Pantaslah Syaikh Ibnu Athoillah di dalam kitabnya yang terkenal, Al Hikam,
menasehatkan, "Jika terlanjur berbuat dosa maka janganlah hal itu sampai
menyebabkan patah hatimu untuk mendapatkan istiqamah kepada Tuhanmu. Sebab,
kemungkinan yang demikian itu sebagai dosa terakhir yang telah ditaqdirkan
bagimu."


Hati yang sakit, atau bahkan mati, disebabkan oleh noktah-noktah dosa yang
bertambah dari waktu ke waktu karena amal perbuatan yang kurang terpelihara,
sehingga menjadikannya hitam legam dan berkarat. Akan tetapi, bagaimana pun
kondisi hati kita saat ini, tak tertutup peluang untuk sembuh, sehingga
menjadi hati yang sehat sekiranya kita berjuang sekuat-kuatnya untuk
mengobatinya. Ada empat virus perusak hati yang harus kita waspadai agar
hati yang sakit atau mati dapat disembuhkan. Sementara hati yang sudah sehat
pun dapat terawat dan terpelihara kebeningannya. Mudah-mudahan dengan
mewaspadai keempat hal tersebut Allah Azza wa Jalla menolong kita.


Salah satunya yang membuat hati ini semakin membusuk, kotor dan keras
membatu adalah tidak pandainya kita menahan pandangan. Barang siapa yang
ketika di dunia ini tidak mahir menahan pandangan, gemar melihat hal-hal
yang diharamkan Allah, maka jangan terlalu berharap dapat memiliki hati yang
bersih. Umar bin Khattab pernah berkata, "Lebih baik aku berjalan di
belakang singa daripada berjalan di belakang wanita." Orang-orang yang
sengaja mengobral pandangannya terhadap hal-hal yang tidak hak bagi dirinya,
tidak usah heran kalau hatinya lambat laun akan semakin keras membatu dan
nikmat iman pun akan semakin hilang manisnya.


Sebenarnya bukan hanya mengumbar pandangan terhadap lawan jenisnya,
melainkan juga orang yang matanya selalu melihat dunia ini. Melihat sesuatu
yang tidak ia miliki : rumah orang lain yang lebih mewah, mobil orang lain
yang lebih bagus, atau uang orang lain yang lebih banyak. Hatinya lebih
bergejolak memikirkan hal-hal yang tidak dimilikinya daripada menikmati
apa-apa yang dimilikinya..

Karenanya kunci bagi orang yang memiliki hati yang bening adalah tundukkan
pandangan! Mendapati lawan jenis yang bukan muhrim, cepat-cepatlah tundukkan
pandangan. Kalau melihat dunia jangan sekali-kali melihat ke atas. Akan
capek kita jadinya, karena rizki yang telah menjadi hak kita tidak akan kita
dapatkan. Lebih baik lihatlah ke bawah. Tengoklah orang yang lebih fakir dan
lebih menderita daripada kita. Lihatlah orang yang jauh lebih sederhana
hidupnya. Semakin sering melihat ke bawah, subhanallah, hati ini akan
semakin dipenuhi oleh rasa syukur dibanding dengan orang yang suka
menengadah ke atas.


Kalaupun kita akan melihat ke atas, tancapkan pandangan kita ke yang
Mahaatas sekaligus, yakni kepada Zat Penguasa alam semesta. Allahu Akbar!
Lihatlah Kemahakuasaan-Nya, Allah Mahakaya dan tidak pernah berkurang
kekayaan-Nya walaupun selalu kita minta sampai akhir hayat. Orang yang hanya
melihat ke atas dalam urusan dunia, hatinya akan cepat kotor dan hancur.
Sebaliknya, kalau tunduk dalam melihat dunia dan tengadah dalam melihat
keagungan serta kebesaran Allah, maka tidak bisa tidak kita akan menjadi
orang yang memiliki hati bersih yang selamat.


Buya Hamka (alm) pernah berkata, "Mengapa manusia bersikap bodoh? Tidakkah
engkau tatap langit yang biru dengan awan yang berarak seputih kapas? Atau
engkau turuni ke lembah sehingga akan kau dapatkan air yang bening. Atau
engkau bangun di malam hari, kau saksikan bintang gemintang bertaburan di
langit biru dan rembulan yang tidak pernah bosan orang menatapnya. Atau
engkau dengarkan suara jangkrik dan katak saling bersahutan. Sekiranya
seseorang amat gemar memandang keindahan, amat senang mendengar keindahan,
niscaya hatinya akan terbebas dari perbuatan keji. Karena sesungguhnya keji
itu buruk, sedangkan yang buruk itu tidak akan pernah bersatu dengan
keindahan."


Berbahagialah orang yang senang melihat kebaikan orang lain. Tatkala
mendapatkan seseorang tidak baik kelakuannya, ia segera mahfum bahwa manusia
itu bukanlah malaikat. Di balik segala kekurangan yang dimilikinya pasti ada
kebaikannya. Perhatikanlah kebaikannya itu sehingga akan tumbuh rasa kasih
sayang di hati. Mendengar seseorang selalu berbicara buruk dan menyakitkan,
segera mahfum. Siapa tahu sekarang ia berbicara buruk, namun besok lusa
berubah menjadi berbicara baik. Karenanya, dengan mendengarkan kata-kata
yang baik-baiknya saja, niscaya akan tumbuh rasa kasih sayang di hati.


Jalaluddin Rumi pernah berkata, "Orang yang begitu senang dan nikmat melihat
dan menyebut-nyebut kebaikan orang lain bagaikan hidup di sebuah taman yang
indah. Ke sini anggrek, ke sana melati. Pokoknya kemana saja mata memandang
yang nampak adalah bebungaan yang indah dan harum mewangi. Dimana-mana yang
terlihat hanya keindahan. Sebaliknya, orang yang gemar melihat aib dan
kejelekkan orang lain, pikirannya hanya diselimuti dengan aneka keburukan
sementara hatinya hanya dikepung dengan prasangka-prasangka buruk.
Karenanya, kemana pun matanya melihat, yang tampak adalah ular,
kalajengking, duri, dan sebagainya. Dimana saja ia berada senantiasa tidak
akan pernah dapat menikmati indahnya hidup ini."


Sungguh berbahagialah orang yang pandai memelihara pandangannya karena ia
akan senantiasa merasakan nikmatnya kebeningan hati. Allah Azza wa Jalla
adalah Zat Maha Pembolak-balik hati hamba-Nya. Sama sekali tidak sulit
baginya untuk menolong siapapun yang merindukan hati yang bersih dan bening
sekiranya ia berikhtiar sungguh-sungguh. Allahu'alaM.***

No comments:

Post a Comment